Pendahuluan
Ternak kambing menjadi salah satu usaha yang menarik untuk dijalankan. Pasalnya, hampir seluruh bagian dari kambing bisa dimanfaatkan, baik itu daging, susu, kulit, maupun bulunya. Namun, dalam memilih sistem ternak kambing, ada yang memilih metode pribadi atau sistem bagi hasil.
Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang sistem bagi hasil ternak kambing, mulai dari pengertian, keuntungan, hingga prosedur pelaksanaannya.
Pengertian Sistem Bagi Hasil Ternak Kambing
Sistem bagi hasil ternak kambing adalah metode ternak kambing yang dilakukan secara bersama-sama antara pemilik lahan dan pemilik kambing. Pemilik lahan bertanggung jawab atas sebagian besar modal, sedangkan pemilik kambing bertanggung jawab atas perawatan dan pemeliharaan kambing.
Keuntungan dari sistem bagi hasil ini diambil dari hasil penjualan dari ternak kambing. Keuntungan didistribusikan kepada pemilik lahan dan pemilik kambing sesuai dengan kesepakatan awal yang telah dibuat.
Keuntungan Sistem Bagi Hasil Ternak Kambing
Sistem bagi hasil ternak kambing memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan metode pribadi, diantaranya:
1. Modal yang dibutuhkan lebih sedikit. Sebab, modal dibagi antara pemilik lahan dan pemilik kambing. Hal ini membantu pemilik kambing yang kurang mampu untuk memulai usaha ternak kambing.
2. Risiko kerugian lebih kecil. Karena pemilik lahan dan pemilik kambing berbagi tanggung jawab, risiko kerugian menjadi lebih kecil. Jika kambing mati atau sakit, kerugian tidak hanya menjadi tanggung jawab pemilik kambing, melainkan juga menjadi tanggung jawab pemilik lahan.
3. Pencapaian keuntungan yang lebih besar. Dalam sistem bagi hasil, pemilik lahan dan pemilik kambing membagi hasil secara adil berdasarkan kesepakatan yang telah disepakati sebelumnya.
Prosedur Pelaksanaan Sistem Bagi Hasil Ternak Kambing
Berikut adalah beberapa langkah yang harus dilakukan dalam sistem bagi hasil ternak kambing:
1. Membuat Kesepakatan Awal
Sebelum memulai usaha ternak kambing, pemilik lahan dan pemilik kambing harus membuat kesepakatan awal. Kesepakatan ini berisi tentang pembagian modal, perawatan kambing, pembagian hasil penjualan, dan jangka waktu kerjasama.
2. Persiapan Lahan Ternak
Setelah membuat kesepakatan, langkah selanjutnya adalah menyiapkan lahan ternak. Pastikan lahan ternak memiliki akses air bersih, rumput, dan kebutuhan lainnya. Lahan ternak juga harus disiapkan dengan baik.
3. Pembelian Kambing
Setelah lahan ternak disiapkan, langkah selanjutnya adalah membeli kambing. Pastikan kambing yang dibeli dalam keadaan sehat dan cukup umur. Perhatikan juga jenis kambing yang akan dipelihara, sesuaikan dengan kondisi lahan dan kebutuhan pasar.
4. Perawatan dan Pemeliharaan Kambing
Pemeliharaan kambing dilakukan oleh pemilik kambing. Namun, pemilik lahan juga harus mengawasi keadaan ternak kambing secara berkala. Pastikan kambing mendapatkan asupan pakan yang cukup dan seimbang, serta perlakuan yang baik.
5. Pemasaran Ternak Kambing
Pemasaran ternak kambing dilakukan oleh pemilik kambing. Pastikan harga yang ditawarkan sesuai dengan kondisi pasar dan keuntungan yang disepakati awal oleh pemilik lahan dan pemilik kambing.
6. Pembagian Hasil Penjualan
Setelah hasil penjualan diperoleh, pemilik lahan dan pemilik kambing harus membagi hasil penjualan sesuai kesepakatan awal. Pembagian hasil penjualan dilakukan dengan cara proporsional, sesuai dengan perjanjian awal.
Kesimpulan
Sistem bagi hasil ternak kambing menjadi salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memulai usaha ternak kambing. Dalam sistem ini, risiko kerugian lebih kecil dan keuntungan dapat dibagi secara adil antara pemiliki lahan dan pemilik kambing. Namun, sebelum memulai usaha, pastikan untuk membuat kesepakatan awal yang jelas dan mengikuti prosedur pelaksanaan yang benar.
Comments
Post a Comment